BAB
I
PENDAHULUAN
1.1.Tujuan
·
Melihat jaringan meristem pada ujung
akar dan batang
·
Melihat macam-macam jaringan yang
terdapat pada batang dan tipe stale batang.
1.2.Dasar Teori
Jaringan
pengangkut merupakan jaringan yang berperan untuk mengangkut air dan unsure
hara dari akar sampai daun, serta mengangkut
hasil fotosintesis dari daun keseluruh bagian tubuh tumbuhan.
Berdasarkan fungsinya jaringan pengangkut pada tumbuhan terdiri dari xylem dan
floem (Fahn, 1991).
Pada
dasarnya xilem merupakan jaringan kompleks karena terdiri dari beberapa tipe
sel yang berbeda, baik yang hidup maupun tidak hidup. Penyusun utamanya adalah
trakeid dan trakea sebagai saluran transpor dan penyokong. Xilem juga dapat
mempunyai serabut sklerenkim sebagai jaringan penguat, serta sel-sel parenkim
yang hidup dan berfungsi dalam berbagai kegiatan metabolism (Fahn, 1991).
Pada
awalnya xilem merupakan hasil aktivitas meristem apikal lewat pembentukan
prokambium. Xilem yang terbentuk dari prokambium dinamakan xilem primer. Bila
tumbuhan ini setelah pertumbuhan primernya lengkap, kemudian membentuk jaringan
sekunder sebagai hasil aktivitas kambium, maka xilem yang terbentuk itu
dinamakan xilem sekunder. Meskipun xilem primer dan xilem sekunder itu tidak
berbeda bentuknya, tetapi keduanya akan berbaur pada pertumbuhan selanjutnya (
Sumardi, 1993).
Floem
juga merupakan jaringan kompleks, terdiri dari beberapa unsur dengan tipe yang
berbeda, yaitu buluh tapisan, sel pengiring, parenkim, serabut dan
sklereid. Kadang-kadang ada
sel atau jaringan sekretori yang bergabung di dalamnya, misalnya kelenjar
getah. Fungsi floem sebagai jaringan translokasi bahan organik (asimilat) yang
terutama berisi karbohidrat. Dalam jumlah kecil ditemukan juga asam amino dan
hormone (Sutrian, 2004).
Seperti
halnya pada xilem, floem yang berasal dari perkembangan prokambium disebut
floem primer dan yang merupakan hasil perkembangan kambium disebut floem
sekunder. Harus diperhatikan di sini bahwa floem dan xilem yang strukutur dan
fungsinya berbeda itu pada pertumbuhan sekundernya berasal dari sel yang sama.
Meskipun pada mulanya berkas-berkas floem letaknya terpisah, tetapi pada
perkembangan selanjutnya akan membentuk kesatuan sistem karena saling
beranastomisis (membentuk anyaman) (Sutrian, 2004).
Batang
merupakan bagian tubuh tumbuhan yang amat penting. Batang dapat disamakan
dengan sumbu tubuh tumbuhan. Pada umumnya, batang berbentuk bulat seperti
silinder dan sebagian kecil memiliki bentuk lain, akan tetapi selalu bersifat
aktinomorf, artinya dapat dengan sejumlah bidang menjadi dua bagian yang
setangkup. Batang terdiri atas ruas-ruas dan buku-buku, dan pada buku-buku
inilah terdapat daun. Arah tumbuh batang biasanya ke atas, menuju cahaya fototrop/heliotrop.
Batang selalu bertambah panjang di ujungnya, sehingga disebut batang memiliki
pertumbuhan yang tidak terbatas. Batang juga mengadakan percabangan dan selama
hidupnya tumbuhan tidak digugurkan, kecuali kadang-kadang cabang atau ranting yang
kecil. Pada umumnya batang tidak berwarna hijau, kecuali tumbuhan yang umurnya
pendek (Hidayat, 1995).
Perbandingan
batang dikotil dan monokotil dengan keberadaan berkas pembuluh. Berkas pembuluh
monokotil tersebar diseluruh jaringan penyokong sehingga tidak ada perbedaan
antara korteks dan empulur. Sedangkan berkas pembuluh dikotil tersusun dalam
lingkaran yang membagi jaringan dasar menjadi daerah-daerah yang berbeda
(Sumardi, 1993).
Batang
jagung merupakan salah satu contoh yang representatif untuk menggambarkan
struktur batang monokotil. Bagian luar batang jagung ditutupi oleh epidermis
yang memiliki stomata. Di bawah epidermis terdapat seludang sklerenkim yang
berfungsi untuk mengokohkan batang. Ikatan pembuluh letaknya tersebar dan tidak
teratur. Pada bagian tepi batang, korteks dan silinder pusat (stele) tidak
dapat dibedakan. Ikatan pembuluh bertipe kolateral. Floem terdiri dari pembuluh
tapis dan sel pengantar, sedangkan xilem terdiri dari trakhea, traheih, dan
parenkim xilem. Di dalam jaringan xilem terdapat rongga reksigen. Setiap ikatan
pembuluh dikelilingi oleh seludang sklerenkim. Jaringan dasar merupakan bagian
terbesar yang mengisi batang (Fahn, 1991).
Batang
monokotil biasanya tidak mengalami pertumbuhan sekunder, penebalan batang
biasanya dilakukan oleh meristem penebalan primer. Pada beberapa monokotil,
petumbuhan sekunder dapat terjadi, seperti pada Dracaena dan Cordyline.
Pertumbuhan ini terjadi sebagai aktifitas meristem pada bagian batang yang
letaknya jauh di belakang meristem apeks. Meristem ini disebut sebagai kambium
pembuluh, tetapi sifatnya sangat berbeda dengan pembuluh pada dikotil.kambium
ini menghasilkan ikatan pembuluh sekunder yang terpisah satu sama lain oleh
jaringan parenkim. Ikantan pembuluh yang dibentuk biasanya bertipe
amfiversal.letak ikatan pembuluh sekunder lebih teratur dibandingkan ikatan pembuluh
primer (Fahn, 1991).
Pertumbuhan
sekunder terjadi pada tumbuhan dikotil sebagai aktifitas kambium fasikuler dan
kambium intrafasikuler. Aktifitas kambium ini pada umumnya bersifat
bidereksional, ke arah luar menghasilkan floem sekunder dan ke arah dalam
menghailkan xilem sekunder. Di dalam floem maupun xilem sekunder terdapat
berkas-berkas parenkim ke arah radial. Parenkim ini disebut parenkim jari-jari
empulur (Hidayat, 1995).
Pada
beberapa tumbuhan, reaksi jaringan sebelumnya terdapat pembentukan jaringan
sekunder yang menyebabkan pertambahan diameter batang tampak jelas. Pada Tilia
reaksi terhadap pertumbuhan sekunder terjadi di daerah floem. Pada daerah ini
parenkim jari-jari empulur trampak melebar. Pelebaran jari-jari empulur seperti
ini disebut dilatasi jari-jari empulur (Hidayat, 1995).
BAB II
METODE
2.1.Alat dan Bahan
No
|
Alat
|
Jumlah
|
Bahan
|
Jumlah
|
1
|
Mikroskop cahaya
|
1
|
Batang Zea
mays (Jagung)
|
Sck
|
2
|
Kaca objek
|
6
|
Batang Pinus (Pinus merkusii)
|
Sck
|
3
|
Kaca penutup
|
6
|
Batang Ricinus
comunis (Jarak)
|
Sck
|
4
|
Silet
|
1
|
Batang Cucurbita
sp.
|
Sck
|
5
|
Sck
|
|||
6
|
Sck
|
2.2.Cara Kerja
a. Pengamatan jaringan dasar
Tangkai daun eceng gondok,
hanjuang, pinus, dan bayam
|
Diamati
jaringan dasar (parenkim)
Hasil
|
b. Pengamatan jaringan penguat
Tangkai daun seledri dan rosella
|
Diamati
jaringan penguat
Hasil
|
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1. Hasil Pengamatan
·
Batang
Ricinus communis (Jarak)
Gambar Pribadi
|
Literatur
|
Klasifikasi
|
d
Membujur e
h
Perbesaran 16x 10 mm
|
Sumber
: Sarah,
2010
|
Kingdom
: Plantae
Divisio : Magnoliophyta
Classis :Magnoliopsida
Ordo : Euphorbiales
Familia : Euphorbiaceae
Genus : Ricinus
Spesies : Richinus
communis L (Jarak)
Sumber :
(Sarah, 2012)
|
Gambar Tangan
|
Keterangan
|
|
a. Stele
(pembuluh)
b. Xilem
c. Empulur
d. Floem
e. Endodermis
f. Floem
g.
korteks
h.
epidermis
|
·
Pinus Merkussi (Pinus)
Gambar Pribadi
|
Literatur
|
Klasifikasi
|
a
Perbesaran 16x 10 mm
|
Sumber
:Oktavia,
2010
|
Kingdom : Plantae
Divisi : Spermatophyta
Subdivisi : Gymnospermae
Kelas
: Coniferinae
Subkelas : Dillenidae
Ordo
: Coniferales
Famili :
Pinaceae
Genus :
Pinus
Spesies : Pinus
merkusii
Sumber :
Oktavia, 2010
|
Gambar Tangan
|
Keterangan
|
|
a. Epidermis
b. Endodermis
c. Floem
d. Empulur
e. Stele
(pembuluh)
f.
Xilem
|
·
Cucurbita sp
Gambar Pribadi
|
Literatur
|
Klasifikasi
|
Melintang
c d
Membujur
f
Perbesaran 16x 10 mm
|
Xilem
Sumber
:Indah, 2009
|
Kingdom : Plantae
Division : Spermatophyta
Kelas : Dicotiledoneae
Subkelas : Sympetalae
Ordo : Cucurbitales
Famili : Cucurbitaceae
Genus : Cucurbita
Spesies : Cucurbita sp.
Sumber :
Indah, 2009
|
Gambar Tangan
|
Keterangan
|
|
a. Epidermis
b. Kolenkim
c. Floem
d. Xilem
e. Epidermis
f. Floem
g. Xilem
h.
Stele
|
·
Batang
Zea Mays (Jangung)
Gambar Pribadi
|
Literatur
|
Klasifikasi
|
Melintang
Perbesaran 16x 10 mm
|
Sumber
: Eka,
2010
|
Kingdom : Plantae
Divisi : Spermatophyta
Subdivisi : Gymnospermae
Kelas
: Coniferinae
Subkelas : Dillenidae
Ordo
: Coniferales
Famili :
Pinaceae
Genus :
Pinus
Spesies : Pinus
merkusii
Sumber :
Eka, 2010
|
Gambar Tangan
|
Keterangan
|
|
a. Kolenkim
b. Parenkim
c. Stele
(pembuluh)
|
3.2.
Pembahasan
Pada praktikum kali ini
dilakukan pengamatan mengenai jaringan pengangkut. Jaringan pengangkut adalah jaringan
yang berperan untuk mengangkut air dan unsur hara dari akar sampai daun, serta
mengangkut hasil fotosintesis dari daun
keseluruh bagian tubuh tumbuhan. Spesimen yang di amati diantaranya adalah
batang Zea Mays (jagung), batang Ricinus comunnis (jarak), batang cucurbit sp (mentimun), dan batang Pinus merkusii (pinus).
Pengamatan yang pertama
dilakukan yaitu pada Pinus merkusii, pada spesimen ini dibuat
dua sample yaitu sayatan batang melintang dan sayatan daun melintang.
Pengamatan ini dilakukan dibawah mikroskop dengan perbesaran 16x10 mm. Pada
sayatan batang ditemukan jaringan pengangkut diantaranya xylem, floem, empulur
dan stele (pembuluh). Pinus merkusii merupakan tumbuhan dikotil, sehingga
jaringan pengangkutnya (floem dan xylem) letaknya sejajar atau teratur. Pada
sayatan batang jaringan pengangkut yang ditemukan adalah floem, xylem, empulur,
dan stele. Tipe stele pembuluh pada pinus merkusi merupakan tipe konsentris
amfikribal. Sedangkan untuk sayatan daun, jaringan pengangkut yang ditemukan
sama dengan yang ditemukan pada sayatan batang.
Menurut Oktavia (2010), batang gymnospermae diwakili oleh
pinus yang termasuk kedalam tumbuhan conifer. System pembuluh gymnospermae
adalah silinder bercelah dan di bagian tengahnya terdapat empulur. Empulur
terdiri dari jaringan agak seragam, terutama parenkim dengan susunan
longgar. Tipe berkas pembuluh konsentris amfikribal. Konsentris amfikribal artinya
adalah perbuluh terbentuk dengan susunan xylem dikelilingi floem. Pada floem
primer tidak terbentuk pada bagian tepi dan tidak ditemukan adanya endodermis.
di muka celah daun, jaringan sekunder dibentuk secara bertahap sehingga
parenkin celah menonjol ke arah xilem sekunder yang dibentuk sejak awal. Xilem
primer mungkin masih dapat dilihat di dekat empulur, namun floem primer sudah
hilang, Jika floem primer yang rusak masih terlihat , maka dapt ditentukan
batas antara floem dan korteks. Jika tidak maka batas tidak terlihat karena
tidak ada serat floem primer yang dapat digunakan sebagai batas. Korteks berisi
saluran Harsa (Resin), yang membesar tangensial sejalan dengan bertambahnya
keliling batang. Periderm pertama terbentuk di bawah epidermis dan bertahan
sebelum diganti beberapa tahun kemudian.
Pengamatan selanjutnya adalah pada batang Ricinus
comunnis. Pada specimen ini dilakukan dua sample sayatan, yaitu syatan
melintang dan membujur. Pengamatan ini dilakukan dibawah mikroskop dengan
perbesaran 16x 10 mm. Pada sayatan melintang jaringan pengangkut yang ditemukan
adalah floem, xylem, empulur, dan stele (pembuluh). Tipe stele (pembuluh) pada
sayatan jarak ini merupakan stele dengan tipe koleteral. Sedangkan pada sayatan
membujur jaringan yang ditemukan adalah epidermis dan korteks.
Menurut Sarah (2012), pada batang Riccinus communis
(batang jarak) tampak jaringan penyusun batang yaitu epidermis, korteks,
empulur dan sisitem pembuluh atau berkas pengangkut. Epidermis tampak berbentuk
bulat dan hanya terdiri dari selapis sel. Berkas pengangkut pada batang
Riccinus communis (batang jarak) menyerupai tipe koleteral terbuka karena
diantara xylem dan floem terdapat kambium. Kekhususan yang utama pada
kolleteral tertutup ialah diantara pembuluh kayu (xylem) dalam pembuluh tapis
(floem) terdapat kambium. Dalam hal ini kambium sebagai penghubung keduanya.
Tidak jarang pula berkas pengangkut ini letaknya dikelilingi oleh jaringan
sklerenkim.
Pengamatan selanjutnya adalah pengamatan pada specimen
batang Zea mays. Pada specimen ini
dibuata sayatan melintang yang diamati dibawah mikroskop dengan perbesaran
16x10 mm. Pada batang jagung, dilakukan pengamatan jaringan pengangkut dan
jaringan-jaringan yang terdapat pada batang. Setelah dilakukan pengamatan,
memiliki berkas pembuluh yang tersebar atu beraturan karena jagung termasuk
pada salah satu tumbuhan monokotil. Selain itu diamati pula jaringan-jaringan
batangnya, dan hanya terlihat jaringan parenkim dan kolenkimnya saja.
Menurut Eka (2010), Zea mays merupakan salah satu
tumbuhan monokotil, yang memiliki ciri khas berkas pembuluhnya yaitu tersebar
dan biasanya tidak beraturan atau tersebar. Letak ikatan pembuluh tersebar dan tidak teratur pada bagian tengah
batang sedangkan ikatan pembuluh lebih banyak dan lebih rapat pada bagian tepi
batang. sklerenkim berada dibawah epidermis dan disetiap keliling ikatan
pembuluh. Sklerenkim berfungsi sebagai pelindung pada ikatan pembuluh dan
penyokong pada umumnya, korteks dan stele tidak dapat dibedakan karena pada
batang bagian tepi ikatan pembuluhnya lebih banyak dan rapat. Ikatan
pembuluhnya adalah kolateral tertutup.
Pengamatan yang terakhir adalah pengamatan pada batang cucurbita sp. Pada specimen ini
dilakukan pengamtan dibawah mikroskop dengan perbesaran 16x10 mm dengan preparat
yang dibuat sayatan batang secara melintang dan membujur. Pada sayatan melintan
jaringan yang terlihat diantaranya, kolenkim, floem dan xylem. Sedangkan pada
sayatan membujur jaringan uyang ditemukan adalah korteks, floem, dan empulur.
Menurut Indah (2009), jaringan yang menyusun batang Cucurbita sp yaitu epidermis, korteks,
empulur dan sisitem pembuluh atau berkas pengangkut. Susunan berkas pengangkut
(xylem dan fleom) susunannya beraturan mengelilingi kambium. Pada batang Cucurbita sp (batang labu siam) xylem
diapit oleh floem yaitu dengan xylem di tengah dan terdapat dua floem yaitu
floem luar dan floem dalam. Tipe ini disebut dengan tipe bikollateral.
Selanjutnya kambium hanya terdapat diantara floem luar dan xylem. Sedangkan
diantara xylem dan floem dalam tidak terdapat kambium atau mungkin terdapat
tetapi kurang jelas atau hanya merupakan parenkim penghubung. empulurnya
berbentuk bulat tidak beraturan dan memiliki ukuran yang lebih besar dari sel
disekelilingnya. Didalam empulur biasanya terdapat ruang antarsel yang mencolok
besarnya dan dinamakan perimedula. Sel-sel dibagian tepi empulur berukuran
kecil, tersusun kompak dan rapat empulur juga disebut medula. Korteks pada
batang biasanya terdiri dari parenkim yang dapat berisi kloroplas. Ditepi luar
sering terdapat kolenkim dan sklerenkim.
BAB IV
KESIMPULAN
Pada praktikum kali ini dapat disimpulkan bahwa, jaringan
pengangkut merupakan jaringan yang berperan untuk mengangkut
air dan unsur hara dari akar sampai daun. Jaringan pengangkut yang terdapat
pada tumbuhan diantaranya adalah xylem, floem, dan stele. Pada semua specimen
yang diamati jaringan pengangkutnya terlihat, namun ada yang leteknya tersebar dan tersususn. Pada batang
pinus dan jarak letak jaringananya tersusun karena merupakan tumbuhan dikotil.
Sedangkan pada batang mentimun dan jagung letak jaringannya tersebar, karena
kedua tumbuhan ini merupakan tumbuhan monokotil. Tipe stele yang
teridentifikasi pada keempat specimen ini hanya pada batang pinus dan jarak,
yaitu pada pinus tipenya adalah konsentris
amfikribal, sedangkan pada jarak merupakan tipe koleteral.
DAFTAR PUSTAKA
Eka. 2010. Susunan jaringan Di Akar, Batang, dan Daun. <http:www.fizriah-afandi.blogspot.com/2013/susunan-jaringan-di-akar-batang-dan-daun.html>
[29-111-2013 / 10:00 wib].
Fahn, A. 1991. Anatomi Tumbuhan
Edisi ke 3. Yogyakarta : UGM Press.
Hidayat, E.B. 1995. Anatomi
Tumbuhan Berbiji. Bandung: ITB.
Indah, Nurlaela. 2009. Laporan Praktikum Anatomi tumbuhan pada Batang. <http:www.nurlaela-pujianti.blogspot.com/2011/laporan-praktikum-anatomi-tumbuhan-pada-bataang.html>
[29-111-2013 / 10:05 wib].
Oktavia. 2010. Laporan Praktikum Anatomi pada Batang.
<http:www.oktavia.blogspot.com/2010/laporan-praktikum-anatomi-pada-batang.html>
[29-111-2013 / 10:11 wib].
Sarah. 2012. Laporan Praktikum Jaringan Pengangkut. <http:www.
yulianti.blogspot.com/2013/laporan-praktikum-jaringan-pengangkut.html>
[29-111-2013 / 10:16 wib].
Sumardi, Isrep. 1993. Struktur
dan Perkembangan Tumbuhan. Yogyakarta : UGM Press.
Sutrian, yayan.2004. Pengantar
Anatomi Tumbuh- tumbuhan. Jakarta : PT. Rineka Cipta.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar