Rabu, 18 Desember 2013

BAB I
PENDAHULUAN
1.1.Tujuan
·         Melihat jaringan meristem pada ujung akar dan batang
·         Melihat macam-macam jaringan yang terdapat pada batang dan tipe stale batang.
1.2.Dasar Teori
Jaringan pengangkut merupakan jaringan yang berperan untuk mengangkut air dan unsure hara dari akar sampai daun, serta mengangkut  hasil fotosintesis dari daun keseluruh bagian tubuh tumbuhan. Berdasarkan fungsinya jaringan pengangkut pada tumbuhan terdiri dari xylem dan floem (Fahn, 1991).
Pada dasarnya xilem merupakan jaringan kompleks karena terdiri dari beberapa tipe sel yang berbeda, baik yang hidup maupun tidak hidup. Penyusun utamanya adalah trakeid dan trakea sebagai saluran transpor dan penyokong. Xilem juga dapat mempunyai serabut sklerenkim sebagai jaringan penguat, serta sel-sel parenkim yang hidup dan berfungsi dalam berbagai kegiatan metabolism (Fahn, 1991).
Pada awalnya xilem merupakan hasil aktivitas meristem apikal lewat pembentukan prokambium. Xilem yang terbentuk dari prokambium dinamakan xilem primer. Bila tumbuhan ini setelah pertumbuhan primernya lengkap, kemudian membentuk jaringan sekunder sebagai hasil aktivitas kambium, maka xilem yang terbentuk itu dinamakan xilem sekunder. Meskipun xilem primer dan xilem sekunder itu tidak berbeda bentuknya, tetapi keduanya akan berbaur pada pertumbuhan selanjutnya ( Sumardi, 1993).
Floem juga merupakan jaringan kompleks, terdiri dari beberapa unsur dengan tipe yang berbeda, yaitu buluh tapisan, sel pengiring, parenkim, serabut dan sklereid. Kadang-kadang ada sel atau jaringan sekretori yang bergabung di dalamnya, misalnya kelenjar getah. Fungsi floem sebagai jaringan translokasi bahan organik (asimilat) yang terutama berisi karbohidrat. Dalam jumlah kecil ditemukan juga asam amino dan hormone (Sutrian, 2004).
Seperti halnya pada xilem, floem yang berasal dari perkembangan prokambium disebut floem primer dan yang merupakan hasil perkembangan kambium disebut floem sekunder. Harus diperhatikan di sini bahwa floem dan xilem yang strukutur dan fungsinya berbeda itu pada pertumbuhan sekundernya berasal dari sel yang sama. Meskipun pada mulanya berkas-berkas floem letaknya terpisah, tetapi pada perkembangan selanjutnya akan membentuk kesatuan sistem karena saling beranastomisis (membentuk anyaman) (Sutrian, 2004).
Batang merupakan bagian tubuh tumbuhan yang amat penting. Batang dapat disamakan dengan sumbu tubuh tumbuhan. Pada umumnya, batang berbentuk bulat seperti silinder dan sebagian kecil memiliki bentuk lain, akan tetapi selalu bersifat aktinomorf, artinya dapat dengan sejumlah bidang menjadi dua bagian yang setangkup. Batang terdiri atas ruas-ruas dan buku-buku, dan pada buku-buku inilah terdapat daun. Arah tumbuh batang biasanya ke atas, menuju cahaya fototrop/heliotrop. Batang selalu bertambah panjang di ujungnya, sehingga disebut batang memiliki pertumbuhan yang tidak terbatas. Batang juga mengadakan percabangan dan selama hidupnya tumbuhan tidak digugurkan, kecuali kadang-kadang cabang atau ranting yang kecil. Pada umumnya batang tidak berwarna hijau, kecuali tumbuhan yang umurnya pendek (Hidayat, 1995).
Perbandingan batang dikotil dan monokotil dengan keberadaan berkas pembuluh. Berkas pembuluh monokotil tersebar diseluruh jaringan penyokong sehingga tidak ada perbedaan antara korteks dan empulur. Sedangkan berkas pembuluh dikotil tersusun dalam lingkaran yang membagi jaringan dasar menjadi daerah-daerah yang berbeda (Sumardi, 1993).
Batang jagung merupakan salah satu contoh yang representatif untuk menggambarkan struktur batang monokotil. Bagian luar batang jagung ditutupi oleh epidermis yang memiliki stomata. Di bawah epidermis terdapat seludang sklerenkim yang berfungsi untuk mengokohkan batang. Ikatan pembuluh letaknya tersebar dan tidak teratur. Pada bagian tepi batang, korteks dan silinder pusat (stele) tidak dapat dibedakan. Ikatan pembuluh bertipe kolateral. Floem terdiri dari pembuluh tapis dan sel pengantar, sedangkan xilem terdiri dari trakhea, traheih, dan parenkim xilem. Di dalam jaringan xilem terdapat rongga reksigen. Setiap ikatan pembuluh dikelilingi oleh seludang sklerenkim. Jaringan dasar merupakan bagian terbesar yang mengisi batang (Fahn, 1991).
Batang monokotil biasanya tidak mengalami pertumbuhan sekunder, penebalan batang biasanya dilakukan oleh meristem penebalan primer. Pada beberapa monokotil, petumbuhan sekunder dapat terjadi, seperti pada Dracaena dan Cordyline. Pertumbuhan ini terjadi sebagai aktifitas meristem pada bagian batang yang letaknya jauh di belakang meristem apeks. Meristem ini disebut sebagai kambium pembuluh, tetapi sifatnya sangat berbeda dengan pembuluh pada dikotil.kambium ini menghasilkan ikatan pembuluh sekunder yang terpisah satu sama lain oleh jaringan parenkim. Ikantan pembuluh yang dibentuk biasanya bertipe amfiversal.letak ikatan pembuluh sekunder lebih teratur dibandingkan ikatan pembuluh primer (Fahn, 1991).
Pertumbuhan sekunder terjadi pada tumbuhan dikotil sebagai aktifitas kambium fasikuler dan kambium intrafasikuler. Aktifitas kambium ini pada umumnya bersifat bidereksional, ke arah luar menghasilkan floem sekunder dan ke arah dalam menghailkan xilem sekunder. Di dalam floem maupun xilem sekunder terdapat berkas-berkas parenkim ke arah radial. Parenkim ini disebut parenkim jari-jari empulur (Hidayat, 1995).
Pada beberapa tumbuhan, reaksi jaringan sebelumnya terdapat pembentukan jaringan sekunder yang menyebabkan pertambahan diameter batang tampak jelas. Pada Tilia reaksi terhadap pertumbuhan sekunder terjadi di daerah floem. Pada daerah ini parenkim jari-jari empulur trampak melebar. Pelebaran jari-jari empulur seperti ini disebut dilatasi jari-jari empulur (Hidayat, 1995).

BAB II
METODE
2.1.Alat dan Bahan
No
Alat
Jumlah
Bahan
Jumlah
1
Mikroskop cahaya
1
Batang Zea mays (Jagung)
Sck
2
Kaca objek
6
Batang Pinus (Pinus merkusii)
Sck
3
Kaca penutup
6
Batang Ricinus comunis (Jarak)
Sck
4
Silet
1
Batang Cucurbita sp.
Sck
5



Sck
6



Sck

2.2.Cara Kerja
a.      Pengamatan jaringan dasar

Tangkai daun eceng gondok, hanjuang, pinus, dan bayam
                                    Dibuuat preparat dari masing-masing bahan
                                    Diamati jaringan dasar (parenkim)
Hasil

b.      Pengamatan jaringan penguat

Tangkai daun seledri dan rosella
                                    Dibuuat preparat dari masing-masing bahan
                                    Diamati jaringan penguat
Hasil


BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1. Hasil Pengamatan
·         Batang Ricinus communis (Jarak)
Gambar Pribadi
Literatur
Klasifikasi
Melintang             a
        b                               c

 

d
 

Membujur          e



                                     f
                      g 
      h
Perbesaran 16x 10 mm












Sumber : Sarah, 2010
Kingdom : Plantae
Divisio    : Magnoliophyta
Classis     :Magnoliopsida
Ordo        : Euphorbiales
Familia    : Euphorbiaceae
Genus      : Ricinus
Spesies    : Richinus communis L (Jarak)





Sumber : (Sarah, 2012)
Gambar Tangan
Keterangan







a.       Stele (pembuluh)
b.      Xilem
c.       Empulur
d.      Floem
e.       Endodermis
f.       Floem
g.      korteks
h.      epidermis
·         Pinus Merkussi (Pinus)
Gambar Pribadi
Literatur
Klasifikasi
Melintang bagian Batang
                                       a
            e           b               
                                         c
                                         d

f

Melintang bagian daun

  f                                   d
                                         c
 

      e                   a        b
                          
Perbesaran 16x 10 mm




 











Sumber :Oktavia, 2010
Kingdom : Plantae
Divisi      : Spermatophyta
Subdivisi : Gymnospermae
Kelas       : Coniferinae
Subkelas  : Dillenidae
Ordo        : Coniferales
Famili      : Pinaceae
Genus      : Pinus
Spesies  : Pinus merkusii






Sumber : Oktavia, 2010
Gambar Tangan
Keterangan








a.       Epidermis
b.      Endodermis
c.       Floem
d.      Empulur
e.       Stele (pembuluh)
f.       Xilem

·         Cucurbita sp
Gambar Pribadi
Literatur
Klasifikasi
Melintang
a                            b
 





     c                       d
Membujur
e
                        g
f                       

    h

Perbesaran 16x 10 mm




Floem            Parenkim

 





Xilem



Sumber :Indah, 2009
Kingdom  : Plantae
Division   : Spermatophyta
Kelas        : Dicotiledoneae
Subkelas  : Sympetalae
Ordo        : Cucurbitales
Famili      : Cucurbitaceae
Genus       : Cucurbita
Spesies      : Cucurbita sp.







Sumber : Indah, 2009
Gambar Tangan
Keterangan








a.       Epidermis
b.      Kolenkim
c.       Floem
d.      Xilem
e.       Epidermis
f.       Floem
g.      Xilem
h.      Stele


·         Batang Zea Mays (Jangung)
Gambar Pribadi
Literatur
Klasifikasi
Melintang

                           a

       b           c



Perbesaran 16x 10 mm

 








Sumber : Eka, 2010
Kingdom : Plantae
Divisi      : Spermatophyta
Subdivisi : Gymnospermae
Kelas       : Coniferinae
Subkelas  : Dillenidae
Ordo        : Coniferales
Famili      : Pinaceae
Genus      : Pinus
Spesies  : Pinus merkusii
Sumber : Eka, 2010
Gambar Tangan
Keterangan








a.       Kolenkim
b.      Parenkim
c.       Stele (pembuluh)


3.2. Pembahasan
Pada praktikum kali ini dilakukan pengamatan mengenai jaringan pengangkut. Jaringan pengangkut adalah jaringan yang berperan untuk mengangkut air dan unsur hara dari akar sampai daun, serta mengangkut  hasil fotosintesis dari daun keseluruh bagian tubuh tumbuhan. Spesimen yang di amati diantaranya adalah batang Zea Mays (jagung), batang Ricinus comunnis (jarak), batang cucurbit sp (mentimun), dan batang Pinus merkusii (pinus).
Pengamatan yang pertama dilakukan yaitu pada  Pinus merkusii, pada spesimen ini dibuat dua sample yaitu sayatan batang melintang dan sayatan daun melintang. Pengamatan ini dilakukan dibawah mikroskop dengan perbesaran 16x10 mm. Pada sayatan batang ditemukan jaringan pengangkut diantaranya xylem, floem, empulur dan stele (pembuluh). Pinus merkusii merupakan tumbuhan dikotil, sehingga jaringan pengangkutnya (floem dan xylem) letaknya sejajar atau teratur. Pada sayatan batang jaringan pengangkut yang ditemukan adalah floem, xylem, empulur, dan stele. Tipe stele pembuluh pada pinus merkusi merupakan tipe konsentris amfikribal. Sedangkan untuk sayatan daun, jaringan pengangkut yang ditemukan sama dengan yang ditemukan pada sayatan batang.
Menurut Oktavia (2010), batang gymnospermae diwakili oleh pinus yang termasuk kedalam tumbuhan conifer. System pembuluh gymnospermae adalah silinder bercelah dan di bagian tengahnya terdapat empulur. Empulur terdiri dari jaringan agak seragam, terutama parenkim dengan susunan longgar.  Tipe berkas pembuluh  konsentris amfikribal. Konsentris amfikribal artinya adalah perbuluh terbentuk dengan susunan xylem dikelilingi floem. Pada floem primer tidak terbentuk pada bagian tepi dan tidak ditemukan adanya endodermis. di muka celah daun, jaringan sekunder dibentuk secara bertahap sehingga parenkin celah menonjol ke arah xilem sekunder yang dibentuk sejak awal. Xilem primer mungkin masih dapat dilihat di dekat empulur, namun floem primer sudah hilang, Jika floem primer yang rusak masih terlihat , maka dapt ditentukan batas antara floem dan korteks. Jika tidak maka batas tidak terlihat karena tidak ada serat floem primer yang dapat digunakan sebagai batas. Korteks berisi saluran Harsa (Resin), yang membesar tangensial sejalan dengan bertambahnya keliling batang. Periderm pertama terbentuk di bawah epidermis dan bertahan sebelum diganti beberapa tahun kemudian.
Pengamatan selanjutnya adalah pada batang Ricinus comunnis. Pada specimen ini dilakukan dua sample sayatan, yaitu syatan melintang dan membujur. Pengamatan ini dilakukan dibawah mikroskop dengan perbesaran 16x 10 mm. Pada sayatan melintang jaringan pengangkut yang ditemukan adalah floem, xylem, empulur, dan stele (pembuluh). Tipe stele (pembuluh) pada sayatan jarak ini merupakan stele dengan tipe koleteral. Sedangkan pada sayatan membujur jaringan yang ditemukan adalah epidermis dan korteks.
Menurut Sarah (2012), pada batang Riccinus communis (batang jarak) tampak jaringan penyusun batang yaitu epidermis, korteks, empulur dan sisitem pembuluh atau berkas pengangkut. Epidermis tampak berbentuk bulat dan hanya terdiri dari selapis sel. Berkas pengangkut pada batang Riccinus communis (batang jarak) menyerupai tipe koleteral terbuka karena diantara xylem dan floem terdapat kambium. Kekhususan yang utama pada kolleteral tertutup ialah diantara pembuluh kayu (xylem) dalam pembuluh tapis (floem) terdapat kambium. Dalam hal ini kambium sebagai penghubung keduanya. Tidak jarang pula berkas pengangkut ini letaknya dikelilingi oleh jaringan sklerenkim.
Pengamatan selanjutnya adalah pengamatan pada specimen batang Zea mays. Pada specimen ini dibuata sayatan melintang yang diamati dibawah mikroskop dengan perbesaran 16x10 mm. Pada batang jagung, dilakukan pengamatan jaringan pengangkut dan jaringan-jaringan yang terdapat pada batang. Setelah dilakukan pengamatan, memiliki berkas pembuluh yang tersebar atu beraturan karena jagung termasuk pada salah satu tumbuhan monokotil. Selain itu diamati pula jaringan-jaringan batangnya, dan hanya terlihat jaringan parenkim dan kolenkimnya saja.
Menurut Eka (2010), Zea mays merupakan salah satu tumbuhan monokotil, yang memiliki ciri khas berkas pembuluhnya yaitu tersebar dan biasanya tidak beraturan atau tersebar. Letak ikatan pembuluh tersebar dan tidak teratur pada bagian tengah batang sedangkan ikatan pembuluh lebih banyak dan lebih rapat pada bagian tepi batang. sklerenkim berada dibawah epidermis dan disetiap keliling ikatan pembuluh. Sklerenkim berfungsi sebagai pelindung pada ikatan pembuluh dan penyokong pada umumnya, korteks dan stele tidak dapat dibedakan karena pada batang bagian tepi ikatan pembuluhnya lebih banyak dan rapat. Ikatan pembuluhnya adalah kolateral tertutup.
Pengamatan yang terakhir adalah pengamatan pada batang cucurbita sp. Pada specimen ini dilakukan pengamtan dibawah mikroskop dengan perbesaran 16x10 mm dengan preparat yang dibuat sayatan batang secara melintang dan membujur. Pada sayatan melintan jaringan yang terlihat diantaranya, kolenkim, floem dan xylem. Sedangkan pada sayatan membujur jaringan uyang ditemukan adalah korteks, floem, dan empulur.
Menurut Indah (2009), jaringan yang menyusun batang Cucurbita sp yaitu epidermis, korteks, empulur dan sisitem pembuluh atau berkas pengangkut. Susunan berkas pengangkut (xylem dan fleom) susunannya beraturan mengelilingi kambium. Pada batang Cucurbita sp (batang labu siam) xylem diapit oleh floem yaitu dengan xylem di tengah dan terdapat dua floem yaitu floem luar dan floem dalam. Tipe ini disebut dengan tipe bikollateral. Selanjutnya kambium hanya terdapat diantara floem luar dan xylem. Sedangkan diantara xylem dan floem dalam tidak terdapat kambium atau mungkin terdapat tetapi kurang jelas atau hanya merupakan parenkim penghubung. empulurnya berbentuk bulat tidak beraturan dan memiliki ukuran yang lebih besar dari sel disekelilingnya. Didalam empulur biasanya terdapat ruang antarsel yang mencolok besarnya dan dinamakan perimedula. Sel-sel dibagian tepi empulur berukuran kecil, tersusun kompak dan rapat empulur juga disebut medula. Korteks pada batang biasanya terdiri dari parenkim yang dapat berisi kloroplas. Ditepi luar sering terdapat kolenkim dan sklerenkim.






BAB IV
KESIMPULAN

Pada praktikum kali ini dapat disimpulkan bahwa, jaringan pengangkut merupakan jaringan yang berperan untuk mengangkut air dan unsur hara dari akar sampai daun. Jaringan pengangkut yang terdapat pada tumbuhan diantaranya adalah xylem, floem, dan stele. Pada semua specimen yang diamati jaringan pengangkutnya terlihat, namun ada yang  leteknya tersebar dan tersususn. Pada batang pinus dan jarak letak jaringananya tersusun karena merupakan tumbuhan dikotil. Sedangkan pada batang mentimun dan jagung letak jaringannya tersebar, karena kedua tumbuhan ini merupakan tumbuhan monokotil. Tipe stele yang teridentifikasi pada keempat specimen ini hanya pada batang pinus dan jarak, yaitu pada pinus tipenya adalah konsentris amfikribal, sedangkan pada jarak merupakan tipe koleteral.
















DAFTAR PUSTAKA

Eka. 2010. Susunan jaringan Di Akar, Batang, dan Daun. <http:www.fizriah-afandi.blogspot.com/2013/susunan-jaringan-di-akar-batang-dan-daun.html> [29-111-2013 / 10:00 wib].
Fahn, A. 1991. Anatomi Tumbuhan Edisi ke 3. Yogyakarta : UGM Press.
Hidayat, E.B. 1995. Anatomi Tumbuhan Berbiji. Bandung: ITB.
Indah, Nurlaela. 2009. Laporan Praktikum Anatomi tumbuhan pada Batang. <http:www.nurlaela-pujianti.blogspot.com/2011/laporan-praktikum-anatomi-tumbuhan-pada-bataang.html> [29-111-2013 / 10:05 wib].
Oktavia. 2010. Laporan Praktikum Anatomi pada Batang. <http:www.oktavia.blogspot.com/2010/laporan-praktikum-anatomi-pada-batang.html> [29-111-2013 / 10:11 wib].
Sarah. 2012. Laporan Praktikum Jaringan Pengangkut. <http:www. yulianti.blogspot.com/2013/laporan-praktikum-jaringan-pengangkut.html> [29-111-2013 / 10:16 wib].
Sumardi, Isrep. 1993. Struktur dan Perkembangan Tumbuhan. Yogyakarta : UGM Press.
Sutrian, yayan.2004. Pengantar Anatomi Tumbuh- tumbuhan. Jakarta : PT. Rineka Cipta.





Tidak ada komentar:

Posting Komentar